Online Behaviour Dalam Negeri
Introvertly
Offline, Extrovertly Online, disingkat #IOEO adalah istilah yang di
berikan untuk menyebut mahluk baru yang kini begitu marak bermunculan di
tengah revolusi media sosial. #IOEO ini akan menjadi semacam wabah yang
menular begitu ganas di ranah dunia yang kian narsis ini. Sesuai
namanya, #IOEO adalah sosok seseorang yang introvert (pendiam, tertutup,
pemalu, low profile, penyendiri, kurang pede berada di depan orang
banyak) ketika berada di dunia nyata (offline); tapi ternyata kemudian
memiliki sifat ekstrovert (banyak cakap, ramah, periang, terbuka, high
profile, over confident, gokil, suka usil, dsb.) di ranah dunia maya
(online). Jadi, ini adalah mahluk baru jenis amfibi yang hidup di dua
alam yaitu alam offline dan online tapi dengan karakter yang secara
frontal bertentangan. Di di dunia offline mereka adalah sosok introvert,
tapi begitu masuk ke ranah online tiba-tiba berubah wujud, menjelma
menjadi sosok ekstrovert. Pertanyaannya, kok bisa? Bagaimana bisa mereka
memiliki split personality semacam itu? Over Confident Menjawab
teka-teki ini, saya jadi ingat sekitar 10 tahun lalu saat saya sedang
riset untuk menulis buku Marketing in Venus. Pada saat itu SMS (short
messaging services) sedang hot-hot nya di Tanah Air. Kebetulan saya
punya teman yang pemalunya minta ampun. Tak hanya pemalu, ia juga tak
punya nyali kalau menghadapi cewek cantik, apalagi kalau ia sedang
naksir pada si cewek. Boro-boro mengungkapkan isi hati kepada si cewek,
baru berhadapan saja badan sudah gemetaran, lidah kelu, dan keringat
dingin merayapi seluruh badan. Akibatnya, acara nembak si cewek menjadi
hancur-lebur, gagal berantakan. Itu sebabnya sudah lewat kepala tiga dia
tetap saja nggak laku-laku. Ya, tidak kunjung punya pacar karena tak
punya nyali untuk nembak si cewek idaman. Kondisi itu berubah 180
derajat begitu SMS hadir. Memang si teman ini tetap saja gemeteran kalau
mau nembak face to face ke si calon pacar. Tapi begitu menggunakan SMS,
sekonyong-konyong nyalinya naik berlipat-lipat hingga 10.000%. Ia
menjadi begitu piawai mengolah kata-kata SMS untuk menaklukkan si calon
pacar. Melalui SMS, ia juga menjadi begitu over confident mengeluarkan
jurus-jurus rayuan gombal agar hati si calon pacar klepek-klepek. Dan
tentu saja, dengan medium SMS ia tak lagi gemeteran menghadapi si cewek.
Untuk mengejar target laku, ia bahkan begitu pede-nya mengirim rayuan
gombal dan nembak melalui SMS ke sepuluh cewek sekaligus. Tentu sambil
diiringi gumaman, mosok nyebar sepuluh nggak ada yang nyangkut satu.
Dengan mental baja, ia mengeluarkan jurus jaring laba-laba memasang
perangkap.. kwkkwwwkwkkw Split Personality Pertanyaanya, kenapa
seseorang yang tak bernyali di dunia nyata (ketemu face to face dengan
si cewek) tiba-tiba begitu over confident ketika berada di ranah maya
(menyampaikan isi hati ke si cewek melalui SMS)? Jawabnya, karena ranah
maya seperti SMS menyediakan ruang privat yang memungkinkan kita begitu
nyaman mengungkapkan isi hati kita kepada orang lain. Ranah maya seperti
SMS menyediakan ruang personal yang memungkinkan kita begitu bebas dan
lepas menyampaikan perasaan-perasaan emosional kita kepada orang lain.
Nah, fenomena over confident teman saya di ranah maya SMS di atas kini
terjadi dalam skala yang jauh lebih dahsyat begitu media sosial seperti
Twitter atau Facebook hadir. Ya, karena Twitter dan Facebook memiliki
kemampuan yang jauh lebih powerful dalam menjangkau orang lain melalui
sebuah jejaring yang amat luas dan massif. Berkat adanya Twitter atau
Facebook, orang-orang introvert di dunia nyata kini menemukan medium
ekspresi personal yang memungkinkan mereka begitu nyaman mengungkapkan
perasaan-perasaan emosionalnya ke publik. Berkat Twitter atau Facebook,
kini mereka bisa menjadi lebih terbuka, lebih high profile, lebih
periang, dan tidak lagi pemalu seperti ketika mereka berada di dunia
nyata. Ekspresi-ekspresi emosional seperti keramahan, keriangan, humor,
ngocol, suka usil, atau gokil bisa dengan ekspresif dan lepas mereka
ungkapkan melalui cit-cit-cuit di Twitter atau update status di
Facebook. Singkatnya, berkat Twitter atau Facebook, kini mereka menjelma
dari sosok introvert yang kesepian menjadi sosok ekstrovert yang
menjadi pusat perhatian. Inilah yang menjelaskan terjadinya split
personality: di ranah nyata pemalu minta ampun dan penyendiri; tapi di
ranah maya mereka menjadi sosok yang gaul, ramah, penuh humor, suka
ngocol, gokil abis, hobi usil, dsb. Inilah yang saya sebut fenomena
#IOEO. Dari Eksis ke Narsis Seumur-umur menjadi sosok introvert yang
kurang hot dalam pergaulan, dan tiba-tiba kini menjadi sosok ekstrovert
yang penuh kharisma dan menjadi pusat perhatian, tentu saja akan
menghasilkan culture shock alias gegar budaya. Seperti halnya orang kaya
baru (OKB) yang cepat beranjak dari miskin ke kaya, kaum #IOEO ini
seringkali memiliki tingkah-polah yang berlebihan, kebablasan, dan tak
jarang, menggelikan. Kebanyakan sosok #IOEO ini kurang eksis di dalam
pergaulan sehari-hari di dunia nyata. Karena itu, begitu mereka
menemukan keeksisan di dunia maya, maka yang terjadi adalah uforia.
Keinginan untuk eksis menjadi begitu menggebu-gebu. Kebutuhan eksis yang
berlebihan ini kalau tak tertahankan lagi, ujung-ujungnya bakal
mengarah ke narsis. Dari eksis ke narsis!!! Inilah yang saya bilang
kebablasan. Contoh-contohnya banyak. Misalnya fenomena suka tebar pesona
di media sosial. Dengan keahliannya berolah twit atau update status,
para #IOEO mencoba menampilkan diri sebagai sosok ekstrovert sejati di
ranah maya. Bahkan kalau bisa semua sosok ekstrovert hebat diborong,
mulai dari sosok gaul, supel, humoris, ramah, banyak cakap, banyak
canda, banyak usil, semuanya. Mereka kemudian menjadi hyper-extrovert di
media sosial. Kenarsisan juga bisa terlihat dalam bentuk tampilan
fisik, misalnya melalui gonta-ganti foto profil atau avatar. Ikutan
jumpa fans, ketemu tokoh terkenal jepret, jadi foto profil di Twitter.
Liburan ke Paris, berpose dengan latar Menara Eiffel jepret, jadi foto
profil di Facebook. Foto diri close-up dipermak dengan Instagram atau
Photoshop agar lebih kinclong jepret, jadi foto profil Twitter. Dan,
kenarsisan juga bisa terwujud dalam bentuk personal live report di
Twitter atau Facebook. Nongkrong di Starbucks, live report. Olah sixpec
di gym, live report. Memanjakan badan di spa, live report. Liburan musim
dingin di Jepang, live report. Pokoknya tak satupun sisi kehidupan
personal yang luput dari live report.
sumber :http://yuswohady.blogdetik.com/tag/perilaku-online
http://syafikmuhammad.blogspot.com/2013/04/online-behaviour-dalam-negeri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar