Senin, 08 April 2013

ONLINE BEHAVIOUR DALAM NEGERI

                         Online Behaviour Dalam Negeri

Introvertly Offline, Extrovertly Online, disingkat #IOEO adalah istilah yang di berikan untuk menyebut mahluk baru yang kini begitu marak bermunculan di tengah revolusi media sosial. #IOEO ini akan menjadi semacam wabah yang menular begitu ganas di ranah dunia yang kian narsis ini. Sesuai namanya, #IOEO adalah sosok seseorang yang introvert (pendiam, tertutup, pemalu, low profile, penyendiri, kurang pede berada di depan orang banyak) ketika berada di dunia nyata (offline); tapi ternyata kemudian memiliki sifat ekstrovert (banyak cakap, ramah, periang, terbuka, high profile, over confident, gokil, suka usil, dsb.) di ranah dunia maya (online). Jadi, ini adalah mahluk baru jenis amfibi yang hidup di dua alam yaitu alam offline dan online tapi dengan karakter yang secara frontal bertentangan. Di di dunia offline mereka adalah sosok introvert, tapi begitu masuk ke ranah online tiba-tiba berubah wujud, menjelma menjadi sosok ekstrovert. Pertanyaannya, kok bisa? Bagaimana bisa mereka memiliki split personality semacam itu? Over Confident Menjawab teka-teki ini, saya jadi ingat sekitar 10 tahun lalu saat saya sedang riset untuk menulis buku Marketing in Venus. Pada saat itu SMS (short messaging services) sedang hot-hot nya di Tanah Air. Kebetulan saya punya teman yang pemalunya minta ampun. Tak hanya pemalu, ia juga tak punya nyali kalau menghadapi cewek cantik, apalagi kalau ia sedang naksir pada si cewek. Boro-boro mengungkapkan isi hati kepada si cewek, baru berhadapan saja badan sudah gemetaran, lidah kelu, dan keringat dingin merayapi seluruh badan. Akibatnya, acara nembak si cewek menjadi hancur-lebur, gagal berantakan. Itu sebabnya sudah lewat kepala tiga dia tetap saja nggak laku-laku. Ya, tidak kunjung punya pacar karena tak punya nyali untuk nembak si cewek idaman. Kondisi itu berubah 180 derajat begitu SMS hadir. Memang si teman ini tetap saja gemeteran kalau mau nembak face to face ke si calon pacar. Tapi begitu menggunakan SMS, sekonyong-konyong nyalinya naik berlipat-lipat hingga 10.000%. Ia menjadi begitu piawai mengolah kata-kata SMS untuk menaklukkan si calon pacar. Melalui SMS, ia juga menjadi begitu over confident mengeluarkan jurus-jurus rayuan gombal agar hati si calon pacar klepek-klepek. Dan tentu saja, dengan medium SMS ia tak lagi gemeteran menghadapi si cewek. Untuk mengejar target laku, ia bahkan begitu pede-nya mengirim rayuan gombal dan nembak melalui SMS ke sepuluh cewek sekaligus. Tentu sambil diiringi gumaman, mosok nyebar sepuluh nggak ada yang nyangkut satu. Dengan mental baja, ia mengeluarkan jurus jaring laba-laba memasang perangkap.. kwkkwwwkwkkw Split Personality Pertanyaanya, kenapa seseorang yang tak bernyali di dunia nyata (ketemu face to face dengan si cewek) tiba-tiba begitu over confident ketika berada di ranah maya (menyampaikan isi hati ke si cewek melalui SMS)? Jawabnya, karena ranah maya seperti SMS menyediakan ruang privat yang memungkinkan kita begitu nyaman mengungkapkan isi hati kita kepada orang lain. Ranah maya seperti SMS menyediakan ruang personal yang memungkinkan kita begitu bebas dan lepas menyampaikan perasaan-perasaan emosional kita kepada orang lain. Nah, fenomena over confident teman saya di ranah maya SMS di atas kini terjadi dalam skala yang jauh lebih dahsyat begitu media sosial seperti Twitter atau Facebook hadir. Ya, karena Twitter dan Facebook memiliki kemampuan yang jauh lebih powerful dalam menjangkau orang lain melalui sebuah jejaring yang amat luas dan massif. Berkat adanya Twitter atau Facebook, orang-orang introvert di dunia nyata kini menemukan medium ekspresi personal yang memungkinkan mereka begitu nyaman mengungkapkan perasaan-perasaan emosionalnya ke publik. Berkat Twitter atau Facebook, kini mereka bisa menjadi lebih terbuka, lebih high profile, lebih periang, dan tidak lagi pemalu seperti ketika mereka berada di dunia nyata. Ekspresi-ekspresi emosional seperti keramahan, keriangan, humor, ngocol, suka usil, atau gokil bisa dengan ekspresif dan lepas mereka ungkapkan melalui cit-cit-cuit di Twitter atau update status di Facebook. Singkatnya, berkat Twitter atau Facebook, kini mereka menjelma dari sosok introvert yang kesepian menjadi sosok ekstrovert yang menjadi pusat perhatian. Inilah yang menjelaskan terjadinya split personality: di ranah nyata pemalu minta ampun dan penyendiri; tapi di ranah maya mereka menjadi sosok yang gaul, ramah, penuh humor, suka ngocol, gokil abis, hobi usil, dsb. Inilah yang saya sebut fenomena #IOEO. Dari Eksis ke Narsis Seumur-umur menjadi sosok introvert yang kurang hot dalam pergaulan, dan tiba-tiba kini menjadi sosok ekstrovert yang penuh kharisma dan menjadi pusat perhatian, tentu saja akan menghasilkan culture shock alias gegar budaya. Seperti halnya orang kaya baru (OKB) yang cepat beranjak dari miskin ke kaya, kaum #IOEO ini seringkali memiliki tingkah-polah yang berlebihan, kebablasan, dan tak jarang, menggelikan. Kebanyakan sosok #IOEO ini kurang eksis di dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata. Karena itu, begitu mereka menemukan keeksisan di dunia maya, maka yang terjadi adalah uforia. Keinginan untuk eksis menjadi begitu menggebu-gebu. Kebutuhan eksis yang berlebihan ini kalau tak tertahankan lagi, ujung-ujungnya bakal mengarah ke narsis. Dari eksis ke narsis!!! Inilah yang saya bilang kebablasan. Contoh-contohnya banyak. Misalnya fenomena suka tebar pesona di media sosial. Dengan keahliannya berolah twit atau update status, para #IOEO mencoba menampilkan diri sebagai sosok ekstrovert sejati di ranah maya. Bahkan kalau bisa semua sosok ekstrovert hebat diborong, mulai dari sosok gaul, supel, humoris, ramah, banyak cakap, banyak canda, banyak usil, semuanya. Mereka kemudian menjadi hyper-extrovert di media sosial. Kenarsisan juga bisa terlihat dalam bentuk tampilan fisik, misalnya melalui gonta-ganti foto profil atau avatar. Ikutan jumpa fans, ketemu tokoh terkenal jepret, jadi foto profil di Twitter. Liburan ke Paris, berpose dengan latar Menara Eiffel jepret, jadi foto profil di Facebook. Foto diri close-up dipermak dengan Instagram atau Photoshop agar lebih kinclong jepret, jadi foto profil Twitter. Dan, kenarsisan juga bisa terwujud dalam bentuk personal live report di Twitter atau Facebook. Nongkrong di Starbucks, live report. Olah sixpec di gym, live report. Memanjakan badan di spa, live report. Liburan musim dingin di Jepang, live report. Pokoknya tak satupun sisi kehidupan personal yang luput dari live report.

sumber :http://yuswohady.blogdetik.com/tag/perilaku-online

 http://syafikmuhammad.blogspot.com/2013/04/online-behaviour-dalam-negeri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar